Senin, 20 April 2015

PEMBENTUKAN PLASENTA DAN FUNGSI PLASENTA



PEMBENTUKAN PLASENTA DAN FUNGSI PLASENTA
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah
Biologi Reproduksi

Dosen Pengampu : Prof. Soeminto





Disusun Oleh :
Nur Azizah   ( 14.0301252)


PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
BINA CIPTA HUSADA PURWOKERTO
2015


 
KATA PENGANTAR

Puji syukur  penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNYA sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Biologi Reproduksi yang berjudul “Pembentukan Plasenta dan Fungsi Plasenta.”
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Biologi Reproduksi sebagai pembelajaran mata kuliah Biologi Reproduksi. Dalam menyusun  makalah ini penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang terlibat dalam memberikan motivasi kepada penulis pada pembuatan dan penyusunan makalah ini.
Penulis berharap karya tulis ini dapat bermanfaat dan memberikan kontribusi dalam pembelajaran Biologi Reproduksi. Akhirnya, sebagai manusia biasa yang tidak terhindar dari kekeliruan penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Dan karenanya, segala saran dan kritikan yang membangun yang datang dari pembaca sangat penulis butuhkan sebagai bahan masukan untuk perbaikan di masa-masa mendatang.



                                                                        Purwokerto, April 2015

                                                                                                Penulis                  






DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL............................................................................................. 1
KATA PENGANTAR............................................................................................ 2
DAFTAR ISI.......................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah..................................................................................... 5
C. Tujuan...................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN

A.Pengertian Plasenta................................................................................... 6
              B. Bentuk dan Ukuran Plasenta.................................................................... 7
              C. Letak Plasenta......................................................................................... 8
              D. Keadaan Plasenta.................................................................................... 8
E. Macam-macam Plasenta.......................................................................... 9
F. Fungsi Plasenta....................................................................................... 10
G.Tahap-Tahap Pembentukan Plasenta........................................................ 11
H.Tali Pusat................................................................................................ 15
I. Pembentukan Hormon............................................................................. 15
J. Kelainan Pada Plasenta........................................................................... 19

BAB III PENUTUP

A.Kesimpulan.............................................................................................. 21
B.Saran....................................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 22






BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
       Pada makalah ini akan dibahas mengenai pertumbuhan dan perkembangan plasenta yang lebih spesifik. Plasenta merupakan  organ berbentuk cakram yg menghubungkan janin dengan dinding rahim yang menjadi jalan perantara bagi pernapasan, pemberian makanan, dan pertukaran zat buangan antara janin dan darah ibu. Plasenta  berbentuk mirip gumpalan hati mentah dengan diameter 15-20 cm dan tebal ± 2,5 cm, berat rata-rata 500 gram, terdiri dari 200 lebih pembuluh dan vena halus.Plasenta  terletak di depan atau di belakang dinding uterus, agak ke atas kearah fundus uteri, dikarenakan alasan fisiologis, permukaan bagian atas korpus uteri lebih luas, sehingga lebih banyak tempat untuk berimplementasi.
Janin di dalam kandungan memerlukan makanan dan nutrisi yang menjadikannya tumbuh dan berkembang. Di dalam rahim ibu , janin mempunyai saluran pengikat antara ibu dan bayi yang biasa kita sebut sebagai plasenta.
Plasenta tumbuh saat janin berusia kurang lebih satu minggu pertama. Pada plasenta terdapat berbagai macam fungsi diantaranya sebagai respirasi, ekskresi dan produksi hormone, sehingga terjadi pertukaran zat antara ibu dan janin. 
  Plasenta atau ari-ari merupakan sebuah organ yang sangat luar biasa, dan hanya sedikit ibu yang pernah melihatnya. Mereka tahu keberadaannya namun  hanya sebagian kecil yang menanyakan atau memperhatikan kumpulan jaringan pendukung utama kehidupan bayi di dalam rahim.

Plasenta terdiri dari 200 lebih pembuluh dan vena halus,
berbentuk mirip gumpalan hati mentah. Permukaan maternal yang menempel pada rahim, tampak kasar dan berongga. Warnanya merah tua dan terbagi dalam 15-20 tonjolan cotyledon, yang merupakan villi atau tonjolan berbentuk jari. Permukaan fetus amat lembut, dengan tali pusar biasanya terdapat di bagian tengah. Bila tali pusar di bagian pinggir disebut battledore plasenta. Plasenta yang sudah dewasa, berbentuk seperti piringan datar. Beratnya sekitar 500 gram, diameternya 20 cm (8 inci) tebal
bagian tengahnya 2,5 cm (1 inci). Ukuran dan berat plasenta disesuaikan dengan ukuran janin. Plasenta biasanya berada pada bagian atas rahim, tapi bila terdapat di bagian bawah, maka disebut Plasenta Previa.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa itu plasenta?
2.      Bagaimana pembentukan plasenta?
3.      Bagaimana bentuk,ukuran,tipe dan bagian-bagian plasenta?
4.      Bagaimana tahap-tahap pembentukan plasenta?
5.      Apa saja hormon-hormon yang di hasilkan plasenta?
6.      Apa saja kelainan-kelainan plasenta?

C.    TUJUAN
1.      Mengetahui pembentukan plasenta dan fungsinya,
2.      Mengetahui bentuk dan ukuran plasenta, letak plasenta, keadaan dan bagian-bagian plasenta, serta macam-macam plasenta,
3.      Mengetahui tahap-tahap pembentukan plasenta, keadaan dan ciri-ciri tali pusat,
4.      Mengetahui sejumlah hormon-hormon yang di hasilkan oleh plasenta,
5.      Mengetahui kelainan-kelainan plasenta,



BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN
Plasenta adalah alat yang sangat penting bagi janin karena merupakan alat pertukaran zat antara ibu dan anak sebaliknya. Pertumbuhan Plasenta makin lama makin bear dan luas, umumnya mencapai pembentukan lengkap pada usia kehamilan sekitar 16 minggu. Jiwa anak tergantung plasenta, baik tidaknya anak tergantung pada baik buruknya plasenta. Plasenta merupakan organ sementara yang menghubungkan ibu dengan janin. Plasenta memproduksi beberapa hormon penting dalam kehamilan yaitu Human Chorionic Gonatropin (HCG) dan Human Plasenta Lactagen (PHL).
Umumnya plasenta terbentuk lengkap pada kehamilan lebih kurang 16 minggu dengan ruang amnion telah mengisi seluruh kavum uteri. Meskipun ruang amnion membesar sehingga amnion tertekan ke arah korion, namun amnion hanya menempel saja, tidak sampai melekat pada korion.
Letak plasenta umumnya di depan atau di belakang dinding uterus , agak ke atas arah fundus uteri. Hal ini adalah fisiologis karena permukaan bagian atas korpus uteri lebih luas, sehingga lebih banyak tempat untuk berimplantasi. Bila diteliti benar ,maka sebenarnya plasentanya berasal dari sebagian besar dari bagian janin, yaitu villi koriales yang berasal dari korion, dan sebagian kecil dari bagian ibu yang berasal dari desidua basalis.
      Darah ibu yang berada di ruang interviller berasal dari spiral arteries yang berada di desidua basalis. Pada sistole darah di semprotkan dengan tekanan 70-80 mmHg seperti air mancur ke dalam ruang interviller sampai mencapai chorionic plate, pangkal dari kotiledon-kotiledon janin. Darah tersebut membasahi semua villi koriales dan kembali perlahan-lahan dengan tekanan 8 mmHg ke vena-vena di desidua.
Di tempat-tempat tertentu pada implantasi plasenta terdapat vena-vena yang lebar (sinus) untuk menampung darah kembali. Pada pinggir plasenta di beberapa tempat terdapat pula suatu ruang vena yang luas untuk menampung darah yang berasal dari ruang interviller di atas. Ruang ini di sebut sinus marginalis.
      Darah ibu yang mengalir di seluruh plasenta di perkirakan menarik dari 300 ml tiap menit pada kehamilan 20 minggu sampai 600 ml tiap menit pada kehamilan 40 minggu. Seluruh ruang interviller tanpa villi koriales mempunyai volume lebih kurang 150-250 ml. Permukaan semua villi koriales di perkirakan seluas lebih kurang 11 m kuadrat. Dengan demikian, pertukaan zat-zat makanan terjamin benar.

B.     BENTUK DAN UKURAN PLASENTA





1)      Bentuk bundar/oval
2)      Diameter 15-25 cm, tebal 3-5 cm
3)      Berat rata-rata 500-600 gram
4)      Insersi tali pusat (tempat berhubungan dengan plasenta) dapat ditengah/ sentrali, disamping/ lateralis, atau di ujung tepi/ marginalis.
5)      Disisi ibu, tampak daerah-daerah yang agak menonjol (kotiledon) yang diliputi selaput tipis desidua basalis
6)      Disisi janin, tampak sejumlah arteri dan vena besar (pembuluh orion) menuju tali pusat. Orion diliputi oleh amnion
7)      Sirkulasi darah ibu di plasenta sekitar 3000cc/menit (20 minggu) meningkat 600 cc – 7000 cc/menit (aterm).

C.    LETAK PLASENTA
Letak plasenta pada umumnya pada korpus uteri bagian depan atau belakang agak ke arah fundus uteri. Hal ini adalah fisiologis karena permukan bagian atas korpus uteri lebih luas, sehingga lebih banyak tempat untuk berimplantasi.

D.    KEADAAN / BAGIAN-BAGIAN PLASENTA


Ø  Bagian ibu/permukaan maternal:
1)      Permukaan yang menghadap ke dinding rahim
2)      Warnanya merah tua
3)      Permukaannya kasar beralur-alur sehingga seolah-olah terbagi
4)      dalam beberapa belah yang disebut kotiledon
5)      Permukaan maternal mempunyai 15-20 kotiledon

Ø  Bagian janin/ permukaan fetal
Permukaan menghadap kearah janin, tampak licin dan berwarna putih kuning.
a)      Permukaan fetal diliputi lapisan amnion yang tipis dan bening sehingg kelihatan membayang dibawahnya pembuluh darah yang bercabang.
b)      Pada permukaan janin dan plasenta terutama tali pusat
c)      Tali pusat merupakan penghubung janin dan plasenta
d)     Tebalnya kira-kira 50 cm, berwarna putih kuning dan tampak terpilih yang tidak sama tebalnya pada semua tempat didalam tali pusat terdapat tiga pembuluh darah yaitu satu vena umbilikalis dan dua arteri umbilikalis.

E.     MACAM-MACAM PLASENTA
a)      Berdasarkan bentuknya
1.      Plasenta normal
2.      Plasenta membranasea
3.      Plasenta suksenturiata
4.      Plasenta spuria
5.      Plasenta bilobus
6.      Plasenta trilobus

b)     Berdasarkan dinding rahim
1.      Plasenta adhesiva
2.      Plasenta akreta
3.      Plasenta inkreta
4.      Plasenta perkreta

F.     FUNGSI PLASENTA

Fungsi plasenta ialah mengusahakan janin tumbuh dengan baik. Untuk pertumbuhan ini di butuhkan adanya penyaluran zat asam, asam amino, vitamin dan mineral dari ibu ke janin, dan pembuangan CO2 serta sampah metabolisme janin ke peredaran darah ibu.
Dapat di kemukakan bahwa fungsi plasenta adalah :
1.      Sebagai alat yang memberi makanan pada janin (nutritif)
2.      Sebagai alat yang mengeluarkan bekas metabolisme (ekskresi)
3.      Sebagai alat yang memberi zat asam, dan mengeluarkan CO2 (respirasi)
4.      Sebagai alat yang membentuk hormon
5.      Sebagai alat menyalurkan berbagai antibodi ke janin, dan
6.      Mungkin hal-hal yang belum di ketahui.
Perlu di kemukakan bahwa plasenta dapat pula di lewati kuman-kuman dan obat-obatan tertentu. Penyaluran zat makanan dan zat lain dari ibu ke janin dan sebaliknya harus melewati lapisan trofoblas plasenta. Cepatnya penyaluran zat-zat tersebut tergantung pada konsentrasinya di kedua belah lapisan trofoblas, tebalnya lapisan trofoblas, besarnya permukaan yang memisahkan, dan jenis zat.


G.    TAHAP-TAHAP PEMBENTUKAN PLASENTA








1.      Stadium berongga (lacunar stage).
Pada hari 8-9, perkembangan trofoblas sangat cepat, dari selapis sel tumbuh menjadi berlapis-lapis. Terbentuk rongga-rongga vakuola yang banyak pada lapisan sinsitiotrofoblas (selanjutnya disebut sinsitium) yang akhirnya saling berhubungan.

2.       Sirkulasi uteroplasenta/sistem sirkulasi feto-maternal.
Pertumbuhan sinsitium ke dalam stroma endometrium makin dalam kemudian terjadi perusakan endotel kapiler di sekitarnya, sehingga rongga-rongga sinsitium (sistem lakuna) tersebut dialiri masuk oleh darah ibu, membentuk sinusoid-sinusoid. Peristiwa ini menjadi awal terbentuknya sistem sirkulasi uteroplasenta/sistem sirkulasi feto-maternal.
Antara lapisan dalam sitotrofoblas dengan selapis sel selaput Heuser, terbentuk sekelompok sel baru yang berasal dari trofoblas dan membentuk jaringan penyambung yang lembut, yang disebut mesoderm ekstraembrional. Bagian yang berbatasan dengan sitotrofoblas disebut mesoderm ekstraembrional somatopleural, kemudian akan menjadi selaput korion (chorionic plate).Bagian yang berbatasan dengan selaput Heuser dan menutupi bakal yolk sac disebut mesoderm ekstraembrional splanknopleural. Menjelang akhir minggu kedua (hari 13-14), seluruh lingkaran blastokista telah terbenam dalam uterus dan diliputi pertumbuhan trofoblas yang telah dialiri darah ibu. Meski demikian, hanya sistem trofoblas di daerah dekat embrioblas saja yang berkembang lebih aktif dibandingkan daerah lainnya.

3.      Terbentuknya rongga selom ekstraembrional (extraembryonal coelomic space) atau rongga korion (chorionic space).
Di dalam lapisan mesoderm ekstraembrional juga terbentuk celah-celah yang makin lama makin besar dan bersatu, sehingga terjadilah rongga yang memisahkan kandung kuning telur makin jauh dari sitotrofoblas. Rongga ini disebut rongga selom ekstraembrional (extraembryonal coelomic space) atau rongga korion (chorionic space).
Di sisi embrioblas (kutub embrional), tampak sel-sel kuboid lapisan sitotrofoblas mengadakan invasi ke arah lapisan sinsitium, membentuk sekelompok sel yang dikelilingi sinsitium disebut jonjot-jonjot primer (primary stem villi). Jonjot ini memanjang sampai bertemu dengan aliran darah ibu.
4.      Terbentuknya tali pusat
Pada awal minggu ketiga, mesoderm ekstraembrional somatopleural yang terdapat di bawah jonjot-jonjot primer (bagian dari selaput korion di daerah kutub embrional), ikut menginvasi ke dalam jonjot sehingga membentuk jonjot sekunder (secondary stem villi) yang terdiri dari inti mesoderm dilapisi selapis sel sitotrofoblas dan sinsitiotrofoblas.
Menjelang akhir minggu ketiga, dengan karakteristik angiogenik yang dimilikinya, mesoderm dalam jonjot tersebut berdiferensiasi menjadi sel darah dan pembuluh kapiler, sehingga jonjot yang tadinya hanya selular kemudian menjadi suatu jaringan vaskular (disebut jonjot tersier/tertiary stem villi) .
Selom ekstraembrional/rongga korion makin lama makin luas, sehingga jaringan embrional makin terpisah dari sitotrofoblas/selaput korion, hanya dihubungkan oleh sedikit jaringan mesoderm yang kemudian menjadi tangkai penghubung (connecting stalk). Mesoderm connecting stalk yang juga memiliki kemampuan angiogenik, kemudian akan berkembang menjadi pembuluh darah dan connecting stalk tersebut akan menjadi tali pusat.

5.      Sirkulasi feto-maternal.
Setelah infiltrasi pembuluh darah trofoblas ke dalam sirkulasi uterus, seiring dengan perkembangan trofoblas menjadi plasenta dewasa, terbentuklah komponen sirkulasi utero-plasenta. Melalui pembuluh darah tali pusat, sirkulasi utero-plasenta dihubungkan dengan sirkulasi janin. Meskipun demikian, darah ibu dan darah janin tetap tidak bercampur menjadi satu (disebut sistem hemochorial), tetap terpisah oleh dinding pembuluh darah janin dan lapisan korion.
Dengan demikian, komponen sirkulasi dari ibu (maternal) berhubungan dengan komponen sirkulasi dari janin (fetal) melalui plasenta dan tali pusat. Sistem tersebut dinamakan sirkulasi feto-maternal.

6.        Plasenta “dewasa”
Pertumbuhan plasenta makin lama makin besar dan luas, umumnya mencapai pembentukan lengkap pada usia kehamilan sekitar 16 minggu. Plasenta “dewasa” / lengkap yang normal :
1.      bentuk bundar / oval,
2.      diameter 15-25 cm, tebal 3-5 cm,
3.      berat rata-rata 500-600 g,
4.      insersi tali pusat (tempat berhubungan dengan plasenta) dapat di tengah / sentralis, di samping / lateralis, atau di ujung tepi / marginalis,
5.      di sisi ibu, tampak daerah2 yang agak menonjol (kotiledon) yang diliputi selaput tipis desidua basalis,
6.      di sisi janin, tampak sejumlah arteri dan vena besar (pembuluh korion) menuju tali pusat. Korion diliputi oleh amnion,
7.      sirkulasi darah ibu di plasenta sekitar 300 cc/menit (20 minggu) meningkat sampai 600-700 cc/menit (aterm).

H.    TALI PUSAT
Tali pusat tali yang menghubungkan janin dengan urin dengan ciri:
1.      Tebal kira-kira sebesar jari
2.      Panjang 50 cm
3.      Berwarna putih kuning
4.      Tampak terpilin dan tidak pada semua tempat tebalnya
Tali pusat duliputi oleh amnion yang sangat erat melekat. Selain berisi arteri dan vena umbilikalis, tali pusat berisi pula zat seperti agar-agar yang disebut Selei Wharton.

I.       PEMBENTUKAN HORMON
Sejumlah besar hormon dihasilkan oleh plasenta. Termasuk diantaranya hormon yang analog dengan hormon hipotalamus dan hipofisis serta hormon steroid.
Hormon
Properti
Human Chorionic Somatotropin – hCS
Serupa dengan Growth Hormon dan Prolaktin
Human Chorionic Gonadotropin – hCG
Stimulasi steroidogenesis adrenal dan plasenta. Analog LH
Human Chorionic Gonadotropin – hCT
Analog dengan Thyrotropin
Corticotropin Releasing Hormon – CRH
Seperti pada deasa
Estrogen
Komplek. Stimulasi aliran darah dan pertumbuhan uterus
Progestogen
Implantasi dan relaksasi otot polos
Adrenocorticoid
Induksi sistem ensim dan maturasi janin

Sejumlah produk plasenta dan metabolisme janin dapat digunakan untuk skrining penyakit janin. Pengukuran alfafetoprotein yang dihasilkan oleh hepar,usus dan yolc sac janin dapat digunakan untuk deteksi sejumlah kelainan anatomi . Bersama dengan penentuan serum hCG maternal, dapat diperhitungkan terjadinya trisomi.
Diperkirakan pula memiliki peranan sebagai barier imunologis yang melindungi janin dari reaksi penolakan oleh sistem imunologi maternal.

Transportasi bahan melalui plasenta berlangsung melalui :
è Transportasi pasif :
  • Difusi sederhana [simple diffusion]
  • Difusi dengan fasilitas [facilitated diffusion]
è Transportasi aktif:
  • Reaksi enzymatic
  • Pinocytosis
Mekanisme diatas memerlukan energi dan kecepatan metabolisme plasenta sebanding dengan yang terjadi pada hepar atau ginjal.

Ø  Ekskresi
Ginjal, hati dan usus janin belum berfungsi dengan baik sebagai alat pembuanga. Sisa metabolisme akan dibuang melalui plasenta yang dapat menghubungkan janin dengan dunia luar secara tidak langsung.
Zat utama yang diekskresi adalah karbon dioksida ( CO2 ). Bilirubin juga diekskresi karena sel darah merah diganti relatif sering. Terdapat sedikit pemecahan jaringan yang terpisah serta jumlah urea dan asam urat yang diekskresi sangat sedikit.

Ø  Nutrisi
Sebagian besar nutrien mengalami transfer dari ibu ke janin melalui metode transfer aktif yang melibatkan proses enzymatik. Nutrien yang komplek akan dipecah menjadi komponen sederhana sebelum di transfer dan mengalami rekonstruksi ulang pada villi chorialis janin. Glukosa sebagai sumber energi utama bagi pertumbuhan janin (90%), 10% sisanya diperoleh dari asam amino.
Jumlah glukosa yang mengalami transfer meningkat setelah minggu ke 30. Sampai akhir kehamilan, kebutuhan glukosa kira-kira 10 gram per kilogram berat janin, kelebihan glukosa dikonversi menjadi glikogen dan lemak.
Glikogen disimpan di hepar dan lemak ditimbun disekitar jantung, belakang skapula. Pada trimester akhir, terjadi sintesa lemak 2 gram perhari sehingga pada kehamilan 40 minggu 15% dari berat janin berupa lemak. Hal ini menyebabkan adanya cadangan energi sebesar 21.000 KJ dan diperlukan untuk fungsi metabolisme dalam regulasi suhu tubuh janin pada hari-hari pertama setelah lahir.
Pada bayi preterm atau dismatur, cadangan energi lebih rendah sehingga akan menimbulkan permasalahan.
Lemak dalam bentuk asam lemak bebas sulit untuk di transfer. Lemak yang mengalami proses transfer di resintesa kedalam bentuk fosfat dan lemak lain dan disimpan dalam jaringan lemak sampai minggu ke 30. Setelah itu, hepar janin memiliki kemampuan untuk sintesa lemak dan mengambil alih fungsi metabolisme.
Dalam sirkulasi janin terdapat  fetal hemoglobin (F) yang memiliki afinitas tinggi terhadap oksigen dan sebaliknya mudah melepaskan karbon dioksida melalui sistem difusi dalam plasenta.
Dengan adanya perbedaan afinitas tersebut, plasenta dapat menjalankan fungsinya sebagai alat pernapasan. Makin tua kehamilan, semakin tinggi konsentrasi adult hemoglobin (A) sebagai persiapan bernapas melalui paru-paru pada saat kelahiran.

Ø  Respirasi
Vaskularisasi yang luas didalam villi dan perjalanan darah ibu dalam ruang intervilus yang relatif pelan memungkinkan pertukaran oksigen dan CO2 antara darah ibu dan janin melalui difusi pasif. Setelah kebutuhan plasenta terpenuhi, eritrosit janin mengambil oksigen dengan saturasi 70% dan PO2 30 – 40 mmHg, sudah memadai untuk memenuhi kebutuhan janin. CO2 melewati plasenta dengan difusi pasif.
Ion Hidrogen, bicarbonate dan asam laktat dapat menembus plasenta melalui difusi sederhana sehingga status keseimbangan asam-basa antara ibu dan anak sangat berkaitan erat.  Oleh karena transfer berlangsung perlahan, janin dapat melakukan “buffer” pada kejadian penurunan pH, kecuali bila asidosis maternal diperberat dengan dehidrasi atau ketoasidosis sebagaimana yang terjadi pada partus lanjut dimana janin dapat mengalami asidosis.
Efisiensi pertukaran ini tergantung pada pasokan darah ibu melalui arteri spiralis dan fungsi plasenta. Bila pasokan darah ibu terbatas seperti yang terjadi pada penyakit hipertensi dalam kehamilan, penuaan plasenta sebelum saatnya , kehamilan postmatur, hiperaktivitas uterus atau tekanan talipusat, maka ketoasidosis pada janin dapat terjadi secara terpisah dari asidosis maternal.
Ø  Transfer Obat
Transfer obat melalui plasenta tidak berbeda dengan nutrien lain pada umumnya. Kecepatan transfer dipengaruhi oleh kelarutan dari molekul ion didalam lemak dan ketebalan trofoblas. Pada paruh kedua kehamilan, trofoblas menjadi tipis dan area plasenta bertambah luas sehingga transfer obat dapat berlangsung lebih mudah.
Obat ilegal (narkotika, cocain dan marihuana) yang dikonsumsi oleh ibu hamil dapat melewati plasenta dan dapat mengganggu perkembangan janin.
Dampak dari hal ini sulit ditentukan oleh karena selain obat ilegal, pasien biasanya juga adalah perokok atau peminum alkohol.
Pertumbuhan janin cenderung terhambat dan mengalami kelainan kongenital tertentu, Seringkali mengakibatkan terjadinya persalinan preterm dan anak yang dilahirkan dapat menunjukkan sindroma withdrawal.

J.         KELAINAN PLASENTA
1.      Insersio Marginalis
a)      Tali pusat di pinggir plasenta
b)      Tidak menimbulkan kesulitan

2.      Insersio Velamentosa
a)      Tali pusat tidak tertanam pada plasenta, tetapi diselimuti janin
b)      Pembuluh-pembuluh darah tali pusat bercabang dalam selaput janin
c.       Klinis: Bila kebetulan bagian selaput janin yang mengandung pembuluh darah berada di kutub bawah (vasa previa) maka pada waktu pembuluh darah putus dan menyebabkan perdarahan yang berasal dari janin sehingga janin akan meninggal

3.         Plasenta Bilobata
a.         Uri yang terdiri dari 2 bagian
b.         Klinis : tidak menimbulkan kesulitan

4.         Plasenta Fenestra
a.         Uri yang berlobang
b.         Klinis : tidak menimbulkan kesulitan

5.         Plasenta Marginata (Sirkumvalata)
a.         Pada pinggir uri terdapat suatu lingkaran jaringan tebal yang berwarna putih selebar 4 – 5 cm
b.         Jaringan putih ini sesungguhnya lipatan dari jaringan selaput janin
c.         selaput janin tidak melekat pada pinggir jaringan uri tetapi agak ke tengah
d.        Klinis: dapat menimbulkan perdarahan sebelum persalinan

6.         Plasenta Suksenturiata
a.         Disamping uri yang normal didapatkan uri tambahan kecil yang terpisah
b.         Diantar auri tambahan dan uri yang normal ada hubungan pembuluh darah
c.         Klinis; Bila pada waktu persalinan, ada uri tambahan yang tertinggal maka dapat terjadi perdarahan post partum, oleh karena itu bila pada pemeriksaan uri dalam selaput janin terdapat pembuluh darah yang terputus dan terbuka, maka harus diperhatikan kemungkinan adanya plasenta suksenturiata.


BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
            Bayi dalam kandungan membutuhkan makanan dan nutrisi yang cukup dalam masa tumbuh kembangnya. Plasenta merupakan alat yang sangat penting bagi janin, karena plasenta merupakan alat pertukaran zat antara ibu dan anak sebaliknya, melalui plasenta bayi bias mendapatkan makanan, nutrisi serta alat untuk melakukan pernafasan. Plasenta dari hari kehari semakin membesar seiring membesarnya janin dalam rahim.
Letak plasenta pada umumnya pada korpus uteri bagian depan atau belakang agak ke arah fundus uteri. Hal ini adalah fisiologis karena permukan bagian atas korpus uteri lebih luas, sehingga lebih banyak tempat untuk berimplantasi. Tahap Pembentukan plasenta yaitu dimulai dari, Stadium berongga (lacunar stage), Terbentuknya rongga selom ekstraembrional (extraembryonal coelomic space) atau rongga korion (chorionic space), Terbentuknya tali pusat, Sirkulasi feto-maternal, Plasenta “dewasa”. Placenta juga mempunyai berbagai fungsi, diantaranya sebagai Organ respirasi, Organ transfer nutrisi dan ekskresi, Organ untuk sintesa hormone.

B. Saran
Plasenta merupakan organ yang sangat dibutuhkan bagi kehidupan bayi dalam rahim, oleh karena itu pemenuhan kebutuhan nutrisi serta gizi harus tercukupi melalui ibu yang sedang mengandung. Proses pertumbuhan plasenta sangat berpengaruh besar bagi kehidupan janin dalam kandungan, pasokan makanan pada ibu sangat mempengaruhi tumbuh kembang pada plasenta, kerusakan pada plasenta juga merupakan akibat dari buruknya pasokan makanan yang dikonsumsi ibu. Oleh sebab itu perlu bagi ibu yang sedang mengandung untuk mengetahui proses pertumbuhan plasenta, organ yang merupakan hubungan pengikat antara ibu dan bayi.


DAFTAR PUSTAKA

Albar, Erdjan / Rustam Mochtar / Djaffar Siddik: Kursus Fantom. Medan, 1974.
Prawiroharjo, Sarwono: Ilmu Kebidanan. Jakarta, Yayasan Bina Pustaka, 1976.
Heller, Luz: Gawat Darurat Ginekologi dan Obatetri. Jakarta, EGC, 1991.
Cunningham, F. Gary, M.D. : Obstetri Williams E/18. Jakarta, ECG, 1995.
Letzenberg, J.C., et al: Synopsis of Obstetrics 5/E. St. Louis, Mosby, 1957.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar