PEMBENTUKAN PLASENTA DAN FUNGSI
PLASENTA
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah
Biologi Reproduksi
Dosen Pengampu : Prof. Soeminto
Disusun Oleh
:
Nur Azizah ( 14.0301252)
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
(STIKes)
BINA CIPTA HUSADA PURWOKERTO
2015
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan karuniaNYA sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah Biologi Reproduksi yang berjudul “Pembentukan Plasenta dan Fungsi
Plasenta.”
Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas Biologi Reproduksi sebagai pembelajaran mata kuliah Biologi Reproduksi.
Dalam menyusun makalah ini penulis
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang terlibat dalam memberikan motivasi
kepada penulis pada pembuatan dan penyusunan makalah ini.
Penulis berharap karya tulis ini
dapat bermanfaat dan memberikan kontribusi dalam pembelajaran Biologi
Reproduksi. Akhirnya, sebagai manusia biasa yang tidak terhindar dari
kekeliruan penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Dan
karenanya, segala saran dan kritikan yang membangun yang datang dari pembaca
sangat penulis butuhkan sebagai bahan masukan untuk perbaikan di masa-masa
mendatang.
Purwokerto,
April 2015
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................. 1
KATA PENGANTAR............................................................................................ 2
DAFTAR ISI.......................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah..................................................................................... 5
C. Tujuan...................................................................................................... 5
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Plasenta................................................................................... 6
B. Bentuk dan Ukuran Plasenta.................................................................... 7
C. Letak Plasenta......................................................................................... 8
D. Keadaan Plasenta.................................................................................... 8
E. Macam-macam Plasenta.......................................................................... 9
F. Fungsi Plasenta....................................................................................... 10
G.Tahap-Tahap Pembentukan Plasenta........................................................ 11
H.Tali Pusat................................................................................................ 15
I. Pembentukan Hormon............................................................................. 15
J. Kelainan Pada Plasenta........................................................................... 19
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan.............................................................................................. 21
B.Saran....................................................................................................... 21
DAFTAR
PUSTAKA ........................................................................................... 22
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada makalah ini akan
dibahas mengenai pertumbuhan dan perkembangan plasenta yang lebih spesifik.
Plasenta merupakan organ berbentuk
cakram yg menghubungkan janin dengan dinding rahim yang menjadi jalan perantara bagi pernapasan, pemberian
makanan, dan pertukaran zat buangan antara janin dan darah ibu. Plasenta berbentuk mirip
gumpalan hati mentah dengan diameter 15-20 cm dan
tebal ± 2,5 cm, berat rata-rata 500 gram, terdiri dari 200 lebih
pembuluh dan vena halus.Plasenta terletak di depan atau di belakang dinding uterus, agak ke atas kearah fundus uteri, dikarenakan alasan fisiologis, permukaan bagian atas korpus uteri lebih luas, sehingga lebih banyak tempat untuk
berimplementasi.
Janin di dalam kandungan memerlukan makanan dan nutrisi yang menjadikannya
tumbuh dan berkembang. Di dalam rahim ibu , janin mempunyai saluran pengikat
antara ibu dan bayi yang biasa kita sebut sebagai plasenta.
Plasenta tumbuh saat janin berusia kurang lebih satu minggu pertama. Pada
plasenta terdapat berbagai macam fungsi diantaranya sebagai respirasi, ekskresi
dan produksi hormone, sehingga terjadi pertukaran zat
antara ibu dan janin.
Plasenta atau ari-ari merupakan
sebuah organ yang sangat luar biasa, dan hanya sedikit ibu yang pernah
melihatnya. Mereka tahu keberadaannya namun hanya sebagian kecil yang
menanyakan atau memperhatikan kumpulan jaringan pendukung utama kehidupan bayi
di dalam rahim.
Plasenta terdiri dari 200 lebih pembuluh dan vena
halus,
berbentuk mirip gumpalan hati mentah. Permukaan maternal yang menempel pada rahim, tampak kasar dan berongga. Warnanya merah tua dan terbagi dalam 15-20 tonjolan cotyledon, yang merupakan villi atau tonjolan berbentuk jari. Permukaan fetus amat lembut, dengan tali pusar biasanya terdapat di bagian tengah. Bila tali pusar di bagian pinggir disebut battledore plasenta. Plasenta yang sudah dewasa, berbentuk seperti piringan datar. Beratnya sekitar 500 gram, diameternya 20 cm (8 inci) tebal
bagian tengahnya 2,5 cm (1 inci). Ukuran dan berat plasenta disesuaikan dengan ukuran janin. Plasenta biasanya berada pada bagian atas rahim, tapi bila terdapat di bagian bawah, maka disebut Plasenta Previa.
berbentuk mirip gumpalan hati mentah. Permukaan maternal yang menempel pada rahim, tampak kasar dan berongga. Warnanya merah tua dan terbagi dalam 15-20 tonjolan cotyledon, yang merupakan villi atau tonjolan berbentuk jari. Permukaan fetus amat lembut, dengan tali pusar biasanya terdapat di bagian tengah. Bila tali pusar di bagian pinggir disebut battledore plasenta. Plasenta yang sudah dewasa, berbentuk seperti piringan datar. Beratnya sekitar 500 gram, diameternya 20 cm (8 inci) tebal
bagian tengahnya 2,5 cm (1 inci). Ukuran dan berat plasenta disesuaikan dengan ukuran janin. Plasenta biasanya berada pada bagian atas rahim, tapi bila terdapat di bagian bawah, maka disebut Plasenta Previa.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu plasenta?
2. Bagaimana pembentukan plasenta?
3. Bagaimana bentuk,ukuran,tipe dan bagian-bagian
plasenta?
4. Bagaimana tahap-tahap pembentukan plasenta?
5. Apa saja hormon-hormon yang di hasilkan plasenta?
6. Apa saja kelainan-kelainan plasenta?
C. TUJUAN
1. Mengetahui pembentukan plasenta dan fungsinya,
2. Mengetahui bentuk dan ukuran plasenta, letak plasenta,
keadaan dan bagian-bagian plasenta, serta macam-macam plasenta,
3. Mengetahui tahap-tahap pembentukan plasenta, keadaan
dan ciri-ciri tali pusat,
4. Mengetahui sejumlah hormon-hormon yang di hasilkan
oleh plasenta,
5. Mengetahui kelainan-kelainan plasenta,
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
Plasenta adalah alat yang sangat penting bagi janin karena merupakan alat
pertukaran zat antara ibu dan anak sebaliknya. Pertumbuhan Plasenta makin lama
makin bear dan luas, umumnya mencapai pembentukan lengkap pada usia kehamilan
sekitar 16 minggu. Jiwa anak tergantung plasenta, baik tidaknya anak tergantung
pada baik buruknya plasenta. Plasenta merupakan organ sementara yang
menghubungkan ibu dengan janin. Plasenta memproduksi beberapa hormon penting
dalam kehamilan yaitu Human Chorionic Gonatropin (HCG) dan Human Plasenta
Lactagen (PHL).
Umumnya plasenta terbentuk
lengkap pada kehamilan lebih kurang 16 minggu dengan ruang amnion telah mengisi
seluruh kavum uteri. Meskipun ruang amnion membesar sehingga amnion tertekan ke
arah korion, namun amnion hanya menempel saja, tidak sampai melekat pada
korion.
Letak plasenta umumnya di depan atau di belakang
dinding uterus , agak ke atas arah fundus uteri. Hal ini adalah fisiologis
karena permukaan bagian atas korpus uteri lebih luas, sehingga lebih banyak
tempat untuk berimplantasi. Bila diteliti benar ,maka sebenarnya plasentanya
berasal dari sebagian besar dari bagian janin, yaitu villi koriales yang
berasal dari korion, dan sebagian kecil dari bagian ibu yang berasal dari
desidua basalis.
Darah ibu
yang berada di ruang interviller berasal dari spiral arteries yang berada di
desidua basalis. Pada sistole darah di semprotkan dengan tekanan 70-80 mmHg
seperti air mancur ke dalam ruang interviller sampai mencapai chorionic plate,
pangkal dari kotiledon-kotiledon janin. Darah tersebut membasahi semua villi
koriales dan kembali perlahan-lahan dengan tekanan 8 mmHg ke vena-vena di desidua.
Di tempat-tempat tertentu pada implantasi plasenta
terdapat vena-vena yang lebar (sinus) untuk menampung darah kembali. Pada
pinggir plasenta di beberapa tempat terdapat pula suatu ruang vena yang luas
untuk menampung darah yang berasal dari ruang interviller di atas. Ruang ini di
sebut sinus marginalis.
Darah ibu
yang mengalir di seluruh plasenta di perkirakan menarik dari 300 ml tiap menit
pada kehamilan 20 minggu sampai 600 ml tiap menit pada kehamilan 40 minggu.
Seluruh ruang interviller tanpa villi koriales mempunyai volume lebih kurang
150-250 ml. Permukaan semua villi koriales di perkirakan seluas lebih kurang 11
m kuadrat. Dengan demikian, pertukaan zat-zat makanan terjamin benar.
B. BENTUK DAN UKURAN
PLASENTA
1) Bentuk bundar/oval
2) Diameter 15-25 cm, tebal 3-5
cm
3) Berat rata-rata 500-600 gram
4) Insersi tali pusat (tempat
berhubungan dengan plasenta) dapat ditengah/ sentrali, disamping/ lateralis,
atau di ujung tepi/ marginalis.
5) Disisi ibu, tampak
daerah-daerah yang agak menonjol (kotiledon) yang diliputi selaput tipis
desidua basalis
6) Disisi janin, tampak sejumlah
arteri dan vena besar (pembuluh orion) menuju tali pusat. Orion diliputi oleh
amnion
7) Sirkulasi darah ibu di
plasenta sekitar 3000cc/menit (20 minggu) meningkat 600 cc – 7000 cc/menit
(aterm).
C. LETAK PLASENTA
Letak plasenta pada umumnya
pada korpus uteri bagian depan atau belakang agak ke arah fundus uteri. Hal ini
adalah fisiologis karena permukan bagian atas korpus uteri lebih luas, sehingga
lebih banyak tempat untuk berimplantasi.
D. KEADAAN /
BAGIAN-BAGIAN PLASENTA
Ø
Bagian ibu/permukaan maternal:
1) Permukaan yang menghadap ke
dinding rahim
2) Warnanya merah tua
3) Permukaannya kasar
beralur-alur sehingga seolah-olah terbagi
4) dalam beberapa belah yang
disebut kotiledon
5) Permukaan maternal mempunyai
15-20 kotiledon
Ø
Bagian janin/ permukaan fetal
Permukaan menghadap kearah
janin, tampak licin dan berwarna putih kuning.
a) Permukaan fetal diliputi
lapisan amnion yang tipis dan bening sehingg kelihatan membayang dibawahnya
pembuluh darah yang bercabang.
b) Pada permukaan janin dan
plasenta terutama tali pusat
c) Tali pusat merupakan
penghubung janin dan plasenta
d) Tebalnya kira-kira 50 cm,
berwarna putih kuning dan tampak terpilih yang tidak sama tebalnya pada semua
tempat didalam tali pusat terdapat tiga pembuluh darah yaitu satu vena
umbilikalis dan dua arteri umbilikalis.
E. MACAM-MACAM PLASENTA
a)
Berdasarkan bentuknya
1. Plasenta normal
2. Plasenta membranasea
3. Plasenta suksenturiata
4. Plasenta spuria
5. Plasenta bilobus
6. Plasenta trilobus
b)
Berdasarkan dinding rahim
1. Plasenta adhesiva
2. Plasenta akreta
3. Plasenta inkreta
4. Plasenta perkreta
F. FUNGSI PLASENTA
Fungsi plasenta ialah
mengusahakan janin tumbuh dengan baik. Untuk pertumbuhan ini di butuhkan adanya
penyaluran zat asam, asam amino, vitamin dan mineral dari ibu ke janin, dan
pembuangan CO2 serta sampah metabolisme janin ke peredaran darah ibu.
Dapat di kemukakan
bahwa fungsi plasenta adalah :
1.
Sebagai alat yang
memberi makanan pada janin (nutritif)
2.
Sebagai alat yang
mengeluarkan bekas metabolisme (ekskresi)
3.
Sebagai alat yang
memberi zat asam, dan mengeluarkan CO2 (respirasi)
4.
Sebagai alat yang
membentuk hormon
5.
Sebagai alat
menyalurkan berbagai antibodi ke janin, dan
6.
Mungkin hal-hal yang
belum di ketahui.
Perlu di kemukakan bahwa plasenta
dapat pula di lewati kuman-kuman dan obat-obatan tertentu. Penyaluran zat
makanan dan zat lain dari ibu ke janin dan sebaliknya harus melewati lapisan
trofoblas plasenta. Cepatnya penyaluran zat-zat tersebut tergantung pada
konsentrasinya di kedua belah lapisan trofoblas, tebalnya lapisan trofoblas,
besarnya permukaan yang memisahkan, dan jenis zat.
G. TAHAP-TAHAP
PEMBENTUKAN PLASENTA
1.
Stadium berongga
(lacunar stage).
Pada hari 8-9, perkembangan trofoblas sangat cepat, dari selapis sel tumbuh
menjadi berlapis-lapis. Terbentuk rongga-rongga vakuola yang banyak pada
lapisan sinsitiotrofoblas (selanjutnya disebut sinsitium) yang akhirnya saling
berhubungan.
2.
Sirkulasi uteroplasenta/sistem sirkulasi
feto-maternal.
Pertumbuhan sinsitium ke dalam stroma endometrium makin dalam kemudian terjadi perusakan endotel
kapiler di sekitarnya, sehingga rongga-rongga sinsitium (sistem lakuna)
tersebut dialiri masuk oleh darah ibu, membentuk sinusoid-sinusoid. Peristiwa ini
menjadi awal terbentuknya sistem sirkulasi uteroplasenta/sistem sirkulasi
feto-maternal.
Antara lapisan dalam
sitotrofoblas dengan selapis sel selaput Heuser, terbentuk sekelompok
sel baru yang berasal dari trofoblas dan membentuk jaringan penyambung yang lembut, yang
disebut mesoderm ekstraembrional. Bagian yang berbatasan dengan
sitotrofoblas disebut mesoderm ekstraembrional somatopleural, kemudian akan menjadi selaput korion (chorionic plate).Bagian yang berbatasan
dengan selaput Heuser dan menutupi bakal yolk sac disebut mesoderm ekstraembrional splanknopleural. Menjelang akhir minggu kedua (hari 13-14), seluruh
lingkaran blastokista telah terbenam dalam uterus dan diliputi pertumbuhan trofoblas yang telah dialiri darah ibu. Meski demikian, hanya sistem trofoblas di daerah dekat embrioblas saja yang berkembang lebih
aktif dibandingkan daerah lainnya.
3.
Terbentuknya rongga selom
ekstraembrional (extraembryonal coelomic space) atau rongga korion (chorionic
space).
Di dalam lapisan mesoderm ekstraembrional juga terbentuk celah-celah yang makin
lama makin besar dan bersatu, sehingga terjadilah rongga yang memisahkan
kandung kuning telur makin jauh dari sitotrofoblas. Rongga ini disebut rongga
selom ekstraembrional (extraembryonal coelomic space) atau rongga korion (chorionic space).
Di sisi embrioblas (kutub
embrional), tampak sel-sel kuboid lapisan sitotrofoblas mengadakan invasi ke
arah lapisan sinsitium, membentuk sekelompok sel yang dikelilingi sinsitium disebut
jonjot-jonjot primer (primary stem villi). Jonjot ini memanjang sampai
bertemu dengan aliran darah ibu.
Pada awal minggu ketiga, mesoderm ekstraembrional somatopleural yang terdapat di bawah
jonjot-jonjot primer (bagian dari selaput korion di daerah kutub embrional), ikut menginvasi ke dalam
jonjot sehingga membentuk jonjot sekunder (secondary stem villi) yang
terdiri dari inti mesoderm dilapisi selapis sel sitotrofoblas dan sinsitiotrofoblas.
Menjelang akhir minggu ketiga,
dengan karakteristik angiogenik yang dimilikinya, mesoderm dalam jonjot tersebut berdiferensiasi menjadi sel darah dan pembuluh kapiler, sehingga jonjot yang tadinya
hanya selular kemudian menjadi suatu jaringan vaskular (disebut jonjot tersier/tertiary
stem villi) .
Selom ekstraembrional/rongga korion makin lama makin luas, sehingga jaringan embrional
makin terpisah dari sitotrofoblas/selaput korion, hanya dihubungkan oleh sedikit jaringan mesoderm yang kemudian menjadi tangkai penghubung (connecting
stalk). Mesoderm connecting stalk
yang juga memiliki kemampuan angiogenik, kemudian akan berkembang menjadi pembuluh darah dan connecting stalk tersebut akan menjadi tali pusat.
Setelah infiltrasi pembuluh darah trofoblas ke dalam sirkulasi uterus, seiring dengan perkembangan trofoblas menjadi plasenta dewasa, terbentuklah komponen sirkulasi utero-plasenta. Melalui pembuluh darah tali pusat, sirkulasi utero-plasenta dihubungkan dengan sirkulasi janin. Meskipun demikian, darah ibu dan darah janin tetap tidak bercampur menjadi satu (disebut sistem hemochorial),
tetap terpisah oleh dinding pembuluh darah janin dan lapisan korion.
Dengan demikian, komponen sirkulasi dari ibu (maternal) berhubungan dengan komponen sirkulasi dari janin (fetal) melalui plasenta dan tali pusat. Sistem tersebut dinamakan sirkulasi feto-maternal.
6.
Plasenta “dewasa”
Pertumbuhan plasenta makin lama
makin besar dan luas, umumnya mencapai pembentukan lengkap pada usia kehamilan
sekitar 16 minggu. Plasenta “dewasa” / lengkap yang normal :
1. bentuk bundar / oval,
2. diameter 15-25 cm, tebal 3-5 cm,
3. berat rata-rata 500-600 g,
4. insersi tali pusat (tempat berhubungan dengan
plasenta) dapat di tengah / sentralis, di samping / lateralis, atau di ujung
tepi / marginalis,
5. di sisi ibu, tampak daerah2 yang agak menonjol
(kotiledon) yang diliputi selaput tipis desidua basalis,
6. di sisi janin, tampak sejumlah arteri dan vena besar
(pembuluh korion) menuju tali pusat. Korion diliputi oleh amnion,
7. sirkulasi darah ibu di plasenta sekitar 300 cc/menit
(20 minggu) meningkat sampai 600-700 cc/menit (aterm).
H. TALI PUSAT
Tali pusat tali yang menghubungkan janin dengan urin dengan ciri:
1. Tebal kira-kira sebesar jari
2. Panjang 50 cm
3. Berwarna putih kuning
4. Tampak terpilin dan tidak pada
semua tempat tebalnya
Tali pusat duliputi oleh amnion yang sangat erat melekat. Selain berisi
arteri dan vena umbilikalis, tali pusat berisi pula zat seperti agar-agar yang
disebut Selei Wharton.
I. PEMBENTUKAN HORMON
Sejumlah besar hormon
dihasilkan oleh plasenta. Termasuk diantaranya hormon yang analog dengan hormon
hipotalamus dan hipofisis serta hormon steroid.
Hormon
|
Properti
|
Human Chorionic Somatotropin – hCS
|
Serupa dengan Growth Hormon dan Prolaktin
|
Human Chorionic Gonadotropin – hCG
|
Stimulasi steroidogenesis adrenal dan plasenta. Analog LH
|
Human Chorionic Gonadotropin – hCT
|
Analog dengan Thyrotropin
|
Corticotropin Releasing Hormon – CRH
|
Seperti pada deasa
|
Estrogen
|
Komplek. Stimulasi aliran darah dan pertumbuhan uterus
|
Progestogen
|
Implantasi dan relaksasi otot polos
|
Adrenocorticoid
|
Induksi sistem ensim dan maturasi janin
|
Sejumlah produk plasenta dan metabolisme janin dapat digunakan untuk
skrining penyakit janin. Pengukuran alfafetoprotein yang dihasilkan oleh
hepar,usus dan yolc sac janin dapat digunakan untuk deteksi sejumlah kelainan
anatomi . Bersama dengan penentuan serum hCG maternal, dapat diperhitungkan
terjadinya trisomi.
Diperkirakan
pula memiliki peranan sebagai barier imunologis yang melindungi janin dari reaksi
penolakan oleh sistem imunologi maternal.
Transportasi bahan
melalui plasenta berlangsung melalui :
è
Transportasi pasif :
- Difusi sederhana [simple diffusion]
- Difusi dengan fasilitas [facilitated diffusion]
è Transportasi aktif:
- Reaksi enzymatic
- Pinocytosis
Mekanisme diatas memerlukan energi dan kecepatan
metabolisme plasenta sebanding dengan yang terjadi pada hepar atau ginjal.
Ø
Ekskresi
Ginjal, hati dan usus janin
belum berfungsi dengan baik sebagai alat pembuanga. Sisa metabolisme akan
dibuang melalui plasenta yang dapat menghubungkan janin dengan dunia luar
secara tidak langsung.
Zat utama yang diekskresi
adalah karbon dioksida ( CO2 ). Bilirubin juga diekskresi karena sel
darah merah diganti relatif sering. Terdapat sedikit pemecahan jaringan yang
terpisah serta jumlah urea dan asam urat yang diekskresi sangat sedikit.
Ø
Nutrisi
Sebagian besar nutrien
mengalami transfer dari ibu ke janin melalui metode transfer aktif yang
melibatkan proses enzymatik. Nutrien yang komplek akan dipecah menjadi komponen
sederhana sebelum di transfer dan mengalami rekonstruksi ulang pada villi
chorialis janin. Glukosa sebagai sumber energi utama bagi pertumbuhan janin
(90%), 10% sisanya diperoleh dari asam amino.
Jumlah glukosa yang mengalami transfer meningkat setelah minggu ke 30.
Sampai akhir kehamilan, kebutuhan glukosa kira-kira 10 gram per kilogram berat
janin, kelebihan glukosa dikonversi menjadi glikogen dan lemak.
Glikogen disimpan di hepar dan lemak ditimbun disekitar jantung, belakang
skapula. Pada trimester akhir, terjadi sintesa lemak 2 gram perhari sehingga
pada kehamilan 40 minggu 15% dari berat janin berupa lemak. Hal ini menyebabkan
adanya cadangan energi sebesar 21.000 KJ dan diperlukan untuk fungsi
metabolisme dalam regulasi suhu tubuh janin pada hari-hari pertama setelah
lahir.
Pada bayi
preterm atau dismatur, cadangan energi lebih rendah sehingga akan menimbulkan
permasalahan.
Lemak
dalam bentuk asam lemak bebas sulit untuk di transfer. Lemak yang mengalami
proses transfer di resintesa kedalam bentuk fosfat dan lemak lain dan disimpan
dalam jaringan lemak sampai minggu ke 30. Setelah itu, hepar janin memiliki
kemampuan untuk sintesa lemak dan mengambil alih fungsi metabolisme.
Dalam sirkulasi janin terdapat fetal hemoglobin (F) yang
memiliki afinitas tinggi terhadap oksigen dan sebaliknya mudah melepaskan
karbon dioksida melalui sistem difusi dalam plasenta.
Dengan adanya perbedaan afinitas tersebut, plasenta dapat menjalankan
fungsinya sebagai alat pernapasan. Makin tua kehamilan, semakin tinggi
konsentrasi adult hemoglobin (A) sebagai persiapan bernapas melalui
paru-paru pada saat kelahiran.
Ø
Respirasi
Vaskularisasi yang luas didalam villi dan perjalanan darah ibu dalam ruang
intervilus yang relatif pelan memungkinkan pertukaran oksigen dan CO2 antara
darah ibu dan janin melalui difusi
pasif. Setelah
kebutuhan plasenta terpenuhi, eritrosit janin mengambil oksigen dengan saturasi
70% dan PO2 30 – 40 mmHg, sudah memadai untuk memenuhi kebutuhan janin.
CO2 melewati plasenta dengan difusi
pasif.
Ion Hidrogen, bicarbonate dan asam laktat dapat menembus plasenta melalui difusi sederhana sehingga status
keseimbangan asam-basa antara ibu dan anak sangat berkaitan erat. Oleh karena transfer berlangsung perlahan,
janin dapat melakukan “buffer” pada kejadian penurunan pH, kecuali bila
asidosis maternal diperberat dengan dehidrasi atau ketoasidosis sebagaimana
yang terjadi pada partus lanjut dimana janin dapat mengalami asidosis.
Efisiensi pertukaran ini tergantung pada pasokan darah ibu melalui arteri spiralis dan fungsi
plasenta. Bila pasokan darah ibu terbatas seperti yang terjadi pada penyakit
hipertensi dalam kehamilan, penuaan plasenta sebelum saatnya , kehamilan
postmatur, hiperaktivitas uterus atau tekanan talipusat, maka ketoasidosis pada
janin dapat terjadi secara terpisah dari asidosis maternal.
Ø
Transfer Obat
Transfer obat melalui plasenta tidak berbeda dengan nutrien lain pada
umumnya. Kecepatan transfer dipengaruhi oleh kelarutan dari molekul ion didalam
lemak dan ketebalan trofoblas. Pada paruh kedua kehamilan, trofoblas menjadi
tipis dan area plasenta bertambah luas sehingga transfer obat dapat berlangsung
lebih mudah.
Obat ilegal (narkotika, cocain dan marihuana) yang dikonsumsi oleh ibu
hamil dapat melewati plasenta dan dapat mengganggu perkembangan janin.
Dampak dari hal ini sulit ditentukan oleh karena selain obat ilegal, pasien
biasanya juga adalah perokok atau peminum alkohol.
Pertumbuhan
janin cenderung terhambat dan mengalami kelainan kongenital tertentu,
Seringkali mengakibatkan terjadinya persalinan preterm dan anak yang dilahirkan
dapat menunjukkan sindroma withdrawal.
J.
KELAINAN
PLASENTA
1.
Insersio Marginalis
a) Tali pusat di pinggir plasenta
b) Tidak menimbulkan kesulitan
2.
Insersio Velamentosa
a) Tali pusat tidak tertanam pada plasenta, tetapi
diselimuti janin
b) Pembuluh-pembuluh darah tali pusat bercabang dalam
selaput janin
c. Klinis: Bila kebetulan bagian selaput janin yang mengandung pembuluh
darah berada di kutub bawah (vasa previa) maka pada waktu
pembuluh darah putus dan menyebabkan perdarahan yang berasal dari janin
sehingga janin akan meninggal
3.
Plasenta Bilobata
a.
Uri yang terdiri dari
2 bagian
b.
Klinis : tidak menimbulkan
kesulitan
4.
Plasenta Fenestra
a.
Uri yang berlobang
b.
Klinis : tidak
menimbulkan kesulitan
5.
Plasenta Marginata (Sirkumvalata)
a.
Pada pinggir uri
terdapat suatu lingkaran jaringan tebal yang berwarna putih selebar 4 – 5 cm
b.
Jaringan putih ini
sesungguhnya lipatan dari jaringan selaput janin
c.
selaput janin tidak
melekat pada pinggir jaringan uri tetapi agak ke tengah
d.
Klinis: dapat
menimbulkan perdarahan sebelum persalinan
6.
Plasenta Suksenturiata
a.
Disamping uri yang
normal didapatkan uri tambahan kecil yang terpisah
b.
Diantar auri tambahan
dan uri yang normal ada hubungan pembuluh darah
c.
Klinis; Bila pada
waktu persalinan, ada uri tambahan yang tertinggal maka dapat terjadi
perdarahan post partum, oleh karena itu bila pada pemeriksaan uri dalam selaput
janin terdapat pembuluh darah yang terputus dan terbuka, maka harus
diperhatikan kemungkinan adanya plasenta suksenturiata.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bayi dalam kandungan
membutuhkan makanan dan nutrisi yang cukup dalam masa tumbuh kembangnya.
Plasenta merupakan alat yang sangat penting bagi janin, karena plasenta
merupakan alat pertukaran zat antara ibu dan anak sebaliknya, melalui plasenta
bayi bias mendapatkan makanan, nutrisi serta alat untuk melakukan pernafasan.
Plasenta dari hari kehari semakin membesar seiring membesarnya janin dalam
rahim.
Letak plasenta pada umumnya pada korpus uteri bagian
depan atau belakang agak ke arah fundus uteri. Hal ini adalah fisiologis karena
permukan bagian atas korpus uteri lebih luas, sehingga lebih banyak tempat
untuk berimplantasi. Tahap
Pembentukan plasenta yaitu dimulai dari, Stadium berongga (lacunar
stage), Terbentuknya rongga selom ekstraembrional (extraembryonal coelomic
space) atau rongga korion (chorionic space), Terbentuknya
tali pusat, Sirkulasi feto-maternal, Plasenta “dewasa”. Placenta
juga mempunyai berbagai fungsi, diantaranya sebagai Organ respirasi,
Organ transfer
nutrisi dan ekskresi,
Organ untuk sintesa
hormone.
B. Saran
Plasenta
merupakan organ yang sangat dibutuhkan bagi kehidupan bayi dalam rahim, oleh
karena itu pemenuhan kebutuhan nutrisi serta gizi harus tercukupi melalui ibu
yang sedang mengandung. Proses pertumbuhan plasenta sangat berpengaruh besar
bagi kehidupan janin dalam kandungan, pasokan makanan pada ibu sangat
mempengaruhi tumbuh kembang pada plasenta, kerusakan pada plasenta juga
merupakan akibat dari buruknya pasokan makanan yang dikonsumsi ibu. Oleh sebab
itu perlu bagi ibu yang sedang mengandung untuk mengetahui proses pertumbuhan
plasenta, organ yang merupakan hubungan pengikat antara ibu dan bayi.
DAFTAR PUSTAKA
Albar,
Erdjan / Rustam Mochtar / Djaffar Siddik: Kursus
Fantom. Medan, 1974.
Prawiroharjo,
Sarwono: Ilmu Kebidanan. Jakarta,
Yayasan Bina Pustaka, 1976.
Heller,
Luz: Gawat Darurat Ginekologi dan
Obatetri. Jakarta, EGC, 1991.
Cunningham,
F. Gary, M.D. : Obstetri Williams E/18.
Jakarta, ECG, 1995.
Letzenberg,
J.C., et al: Synopsis of Obstetrics 5/E. St. Louis, Mosby, 1957.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar